Posted on 12 Mei 2007 by Widya Wicaksana
Segitiga Bermuda (Bermuda Triangle),
terkadang disebut juga Segitiga Setan adalah sebuah wilayah lautan di
Samudra Atlantik seluas 1,5 juta mil2 atau 4 juta km2 yang membentuk
garis segitiga antara Bermuda, wilayah teritorial Britania Raya sebagai
titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai
titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian Florida, Amerika
Serikat sebagai titik di sebelah barat.
Segitiga Bermuda dikenal karena isu
paranormal yang berhubungan menghilangnya sejumlah kapal dan pesawat
terbang yang memasuki area tersebut. Tak semua pertanyaan ada
jawabannya. Demikian pula dengan sejumlah peristiwa dan fenomena alam di
bumi ini. Tak semua (belum) bisa dijelaskan.
Bagi Anda yang gemar kisah misteri, pasti
mengenal Segitiga Bermuda. Wilayah laut di selatan Amerika Serikat
dengan titik sudut Miami (di Florida), Puerto Rico (Jamaica), dan
Bermuda ini, telah berabad-abad menyimpan kisah yang tak terpecahkan.
Misteri demi misteri bahkan telah dicatat oleh pengelana samudera macam Christopher Columbus.
Sekitar 1492, ketika dirinya akan
mengakhiri perjalanan jauhnya menuju dunia barunya, Amerika, Columbus
sempat menyaksikan fenomena aneh di wilayah ini. Di tengah suasana laut
yang terasa aneh, jarum kompas di kapalnya beberapa kali berubah-ubah.
Padahal cuaca saat itu begitu baik.
Lebih dari itu, tak jauh dari kapal, pada
suatu malam tiba-tiba para awaknya dikejutkan dengan munculnya
bola-bola api yang terjun begitu saja ke dalam laut. Mereka juga
menyaksikan lintasan cahaya dari arah ufuk yang kemudian menghilang
begitu saja.
Begitulah Segitiga Bermuda. Di wilayah
ini, indera keenam memang seperti dihantui ‘suasana’ yang tak biasa.
Namun begitu rombongan Columbus masih terbilang beruntung, karena hanya
disuguhi ‘pertunjukkan’. Lain dengan pelintas-pelintas yang lain.
-
Puluhan Kapal & Pesawat Raib Tanpa Jejak
Menurut catatan kebaharian, peristiwa
terbesar yang pernah terjadi di wilayah ini adalah lenyapnya sebuah
kapal berbendera Inggris, Atalanta, pada 1880. Tanpa jejak secuilpun,
kapal yang ditumpangi tiga ratus kadet dan perwira AL Inggris itu raib
di sana. Selain Atalanta, Segitiga Bermuda juga telah menelan ratusan
kapal lainnya.
Di lain kisah, Segitiga Bermuda juga
telah membungkam puluhan pesawat yang melintasinya. Peristiwa terbesar
yang kemudian terkuak sekitar 1990 lalu adalah raibnya iring-iringan
lima Grumman TBF Avenger AL AS yang tengah berpatroli melintas wilayah
laut ini pada siang hari 5 Desember 1945. Setelah sekitar dua jam
penerbangan komandan penerbangan melapor, bahwa dirinya dan anak buahnya
seperti mengalami disorientasi. Beberapa menit kemudian kelima TBF
Avenger ini pun raib tanpa sempat memberi sinyal SOS.
Anehnya, misteri Avenger tak berujung di
situ saja. Ketika sebuah pesawat SAR jenis Martin PBM-3 Mariner dikirim
mencarinya, pesawat amfibi gembrot dengan tigabelas awak ini pun
ikut-ikutan lenyap. Hilang bak ditelan udara. Keesokan harinya ketika
wilayah-wilayah laut yang diduga menjadi tempat kecelakaan keenam
pesawat disapu enam pesawat penyelamat pantai dengan 27 awak, tak satu
pun serpihan pesawat ditemukan. Ajaib.
Tahun demi tahun berlalu. Sekitar 1990,
tanpa dinyana seorang peneliti berhasil menemukan onggokan kerangka
pesawat di lepas pantai Fort Launderdale, Florida. Betapa terkejutnya
orang-orang yang menyaksikan. Karena, ketika dicocok kan, onggokan metal
itu ternyata bagian dari kelima TBF Avenger.
-
Hilangnya C-119
Kisah ajaib lainnya adalah hilangnya
pesawat transpor C-119 Flying Boxcar pada 7 Juni 1965. Pesawat tambun
mesin ganda milik AU AS bermuatan kargo ini, hari itu pukul 7.47 lepas
landas dari Lanud Homestead. Pesawat dengan 10 awak ini terbang menuju
Lapangan Terbang Grand Turk, Bahama, dan diharapkan mendarat pukul
11.23.
Pesawat ini sebenarnya hampir menuntaskan
perjalanannya. Hal ini diketahui dari kontak radio yang masih terdengar
hingga pukul 11. Sesungguhnya memang tak ada yang mencurigakan.
Kerusakan teknis juga tak pernah dilaporkan. Tetapi Boxcar tak pernah
sampai tujuan.
“Dalam kontak radio terakhir tak ada
indikasi apa-apa bahwa pesawat tengah mengalami masalah. Namun setelah
itu kami kehilangan jejaknya,” begitu ungkap juru bicara Penyelamat
Pantai Miami. “Besar kemungkinan pesawat mengalami masalah kendali arah
(steering trouble) hingga nyasar ke lain arah,” tambahnya.
Seketika itu pula tim SAR terbang menyapu
wilayah seluas 100.000 mil persegi yang diduga menjadi tempat kandasnya
C-119. Namun hasilnya benar-benar nihil. Sama seperti hilangnya
pesawat-pesawat lainnya di wilayah ini, tak satu pun serpihan pesawat
atau tubuh manusia ditemukan.
“Benar-benar aneh. Sebuah pesawat terbang
ke arah selatan Bahama dan hilang begitu saja tanpa jejak,” demikian
komentar seorang veteran penerbang Perang Dunia II.
Seseorang dari Tim SAR mengatakan,
kemungkinan pesawat jatuh di antara Pulau Crooked dan Grand Turk. Bisa
karena masalah struktur, ledakan, atau kerusakan mesin. Kalau memang
pesawat meledak, kontak radio memang pasti tak akan pernah terjadi,
tetapi seharusnya kami bisa menemukan serpihan pecahannya. Begitu pula
jika pesawat mengalami kerusakan, mestinya sang pilot bisa melakukan
ditching (pendaratan darurat di atas air). Pasalnya, cuaca saat itu
dalam keadaan baik. Dalam arti langit cerah, ombak hanya sekitar satu
meter, dan angin hanya 15 knot.
Analisis selanjutnya memang mengembang
kemana-mana. Namun tetap tidak menghasilkan apa-apa. Kasus C-119 Flying
Boxcar pun terpendam begitu saja, sampai akhirnya pada tahun 1973 terbit
artikel dari International UFO Bureau yang mengingatkan kembali
sejumlah orang pada kasus ajaib tersebut.
Dalam artikel ini dimuat kesaksian
astronot Gemini IV, James McDivitt dan Edward H. White II, yang justru
membuat runyam masalah. Rupanya pada saat-saat di sekitar raibnya C-119,
dia kebetulan tengah mengamati wilayah di sekitar Karibia. Gemini
kebetulan memang sedang mengawang-awang di sana. Menurut catatan NASA,
pada 3 sampai 7 Juni 1965 keduanya tengah melakukan eksperimen
jalan-jalan ke luar kapsul Gemini dengan perlengkapan yang dirahasiakan.
-
UFO di Bermuda?
Menurut Divitt, dia melihat sebuah
pesawat tak dikenal (UFO) dengan semacam lengan mekanik kedapatan sedang
meluncur di atas Karibia. Beberapa menit kemudian Ed White pun
menyaksikan obyek lainnya yang serupa. Sejak itulah lalu merebak isu,
C-119 diculik UFO. Para ilmuwan pun segera tertarik menguji kesaksian
ini. Tak mau percaya begitu saja, mereka mengkonfirmasi obyek yang
dilihat kedua astronot dengan satelit-satelit yang ada disekitar Gemini
IV.
Boleh jadi ‘kan yang mereka salah lihat ?
Maklum saat itu (hingga kini pun), banyak pihak masih menilai sektis
terhadap kehadiran UFO. ketika itu kepada kedua astronot disodori gambar
Pegasus 2, satelit raksasa yang memang memiliki antene mirip lengan
sepanjang 32 meter dan sejumlah sampah satelit yang ada di sekitar itu.
Namun baik dari bentuk dan jarak, mereka menyanggah jika telah salah
lihat.
“Sekali lagi saya tegaskan, dengan
menyebut UFO ‘kan tak berarti saya menunjuk pesawat ruang angkasa dari
planet lain. Pengertian UFO sangat universal. Bahwa jika saya melihat
pesawat yang menurut penilaian saya tak saya kenal, tidakkah layak jika
saya menyebutnya sebagai UFO?” sergah Divitt.
Begitulah kasus C-119 Flying Boxcar yang
tak pernah terpecahkan hingga kini. Diantara kapal atau pesawat yang
raib di wilayah Segitiga Bermuda kisahnya memang senantiasa sama.
Terjadi ketika cuaca sedang baik, tak ada masalah teknis, kontak radio
berjalan biasa, tetapi si pelintas tiba-tiba menghilang begitu saja.
Tanpa meninggalkan jejak sama sekali.
Banyak teori kemudian dihubung-hubungkan
dengan segala kejadian di sana. Ada yang menyebut teori pelengkungan
waktu, medan gravitasi terbalik, abrasi atmosfer, dan ada juga teori
anomali magnetik-gravitasi. Selain itu ada juga yang mengaitkannya
dengan fenomena gampa laut, serangan gelombang tidal, hingga lubang
hitam (black-hole) yang hanya terjadi di angkasa luar sana.
Aneh-aneh memang analisanya, namun tetap saja tak ada satu pun yang bisa
menjelaskannya. Hanya ALLAH yang mengetahui di balik semua ini……
-
Piramida Dasar Laut
Belum lama ini tahun lalu, beberapa
ilmuwan Amerika, Perancis dan negara lainnya pada saat melakukan survey
di area dasar laut Segitiga Bermuda, Samudera Atlantik, menemukan sebuah
piramida berdiri tegak di dasar laut yang tak pernah diketahui orang,
berada dibawah ombak yang menggelora! Panjang sisi dasar piramida ini
mencapai 300 meter, tingginya 200 meter, dan jarak ujung piramida ini
dari permukaan laut sekitar 100 meter.
Jika bicara tentang ukuran, piramida ini
lebih besar skalanya dibandingkan dengan piramida Mesir kuno yang ada di
darat. Di atas piramida terdapat dua buah lubang yang sangat besar, air
laut dengan kecepatan tinggi melalui kedua lubang ini, dan oleh karena
itu menggulung ombak yang mengamuk dengan membentuk pusaran raksasa yang
membuat perairan disekitar ini menimbulkan ombak yang dahsyat
menggelora dan halimun pada permukaan laut. Penemuan terbaru ini membuat
para ilmuwan takjub.
Bagaimanakah orang dulu membangun
piramida dan hidup didasar laut dengan lautnya yang gemuruh menggelora?
Ada beberapa ilmuwan Barat yang berpendapat bahwa Piramida di dasar laut
ini mungkin awalnya dibuat diatas daratan, lalu terjadi gempa bumi yang
dahsyat, dan tenggelam ke dasar laut seiring dengan perubahan di darat.
Ilmuwan lainnya berpendapat bahwa beberapa ratus tahun yang silam
perairan di area Segitiga Bermuda mungkin pernah sebagai salah satu
landasan aktivitas bangsa Atlantis, dan Piramida di dasar laut tersebut
mungkin sebuah gudang pemasokan mereka.
Ada juga yang curiga bahwa Piramida
mungkin sebuah tanah suci yang khusus dilindungi oleh bangsa Atlantis
pada tempat yang mempunyai sejenis kekuatan dan sifat khas energi
kosmosnya, dia (Piramida) bisa menarik dan mengumpulkan sinar kosmos,
medan energi atau energi gelombang lain yang belum diketahui.dan
struktur pada bagian dalamnya mungkin adalah resonansi gelombang mikro,
yang memiliki efek terhadap suatu benda dan menghimpun sumber energi
lainnya.
Benarkah demikian? Master Li Hongzhi
dalam buku Zhuan Falun mempunyai penjelasan tentang penemuan peradaban
prasejarah sebagai berikut;
“Di atas bumi ada benua Asia, Eropa, Amerika Selatan, Amerika Utara,
Oceania, Afrika dan benua Antartika, yang oleh ilmuwan geologi secara
umum disebut ‘lempeng kontinental’. Sejak terbentuknya lempeng
kontinental sampai seakrang, sudah ada sejarah puluhan juta tahun. Dapat
dikatakan pula bahwa banyak daratan berasal dari dasar laut yang naik
ke atas, ada juga banyak daratan yang tenggelam ke dasar laut, sejak
kondisi ini stabil sampai keadaan sekarang , sudah bersejarah puluhan
juta tahun.
Namun dibanyak dasar laut, telah
ditemukan sejumlah bangunan yang tinggi besar dengan pahatan yang sangat
indah, dan bukan berasal dari warisan budaya umat manusia modern, jadi
pasti bangunan yang telah dibuat sebelum ia tenggelam ke dasar laut.”
Dipandang dari sudut ini, misteri asal mula Piramida dasar laut ini
sudah dapat dipecahkan.